Medicalnews – Setiap tahun ajaran baru, banyak orang tua mempertanyakan kesiapan anak masuk sekolah dasar.
Sebagian orang tua masih menilai kesiapan anak hanya dari usia.
Padahal, kesiapan sekolah mencakup aspek yang jauh lebih luas.
Banyak anak memenuhi syarat usia tetapi kesulitan beradaptasi di sekolah.
Sebalikiknya, beberapa anak yang lebih muda justru menunjukkan kemandirian dan emosi yang stabil.
Kondisi ini menunjukkan bahwa kesiapan sekolah tidak bersifat tunggal.
“Baca Juga: Inovasi Kesehatan Perlu Dasar Publikasi Ilmiah yang Kuat“
Dokter Anak Tegaskan Kesiapan Bersifat Multidimensi
Dokter spesialis anak Hesti Lestari menjelaskan kesiapan sekolah bersifat multidimensi.
Ia menyampaikan hal tersebut dalam seminar daring yang diselenggarakan IDAI.
Menurut Hesti, semua aspek perkembangan anak saling berkaitan.
Hesti menegaskan kesiapan sekolah mencakup sosial, emosi, fisik, bahasa, dan kognitif.
Anak juga perlu memiliki cara belajar yang sesuai dengan dirinya.
Semua aspek ini harus berkembang secara seimbang.
Kesiapan Sosial dan Emosional Jadi Pondasi Utama
Kesiapan sosial membantu anak beradaptasi di lingkungan kelas.
Anak perlu mampu berinteraksi dengan teman secara positif.
Selain itu, anak perlu menghargai aturan dan bekerja sama.
Kematangan emosi juga memegang peran penting.
Anak yang siap sekolah mampu mengontrol emosi saat menghadapi tantangan.
Ia tidak mudah menangis dan memiliki rasa percaya diri.
Selain itu, rasa ingin tahu yang sehat mendukung proses belajar.
Orang tua perlu melatih aspek ini sejak usia dini.
Kesiapan Fisik dan Motorik Mendukung Aktivitas Belajar
Kondisi fisik yang sehat membantu anak mengikuti kegiatan sekolah.
Anak memerlukan energi dan daya tahan tubuh yang cukup.
Masalah penglihatan atau pendengaran dapat menghambat proses belajar.
Kemampuan motorik kasar membantu anak bergerak dan bermain.
Sementara itu, motorik halus membantu anak menulis dan memegang alat tulis.
Kedua kemampuan ini perlu mendapat stimulasi sejak dini.
Bahasa dan Komunikasi Memengaruhi Proses Akademik
Bahasa menjadi dasar utama dalam membaca dan menulis.
Anak perlu memahami instruksi guru dengan baik.
Ia juga perlu menyampaikan pikiran secara jelas.
Kemampuan komunikasi membantu anak membangun relasi sosial.
Dengan bahasa yang baik, anak lebih percaya diri di kelas.
Orang tua dapat melatihnya melalui percakapan sehari-hari.
Kesiapan Kognitif Membantu Anak Memahami Pembelajaran
Kesiapan kognitif membantu anak mengikuti instruksi pembelajaran.
Anak yang terbiasa membaca bersama orang tua menunjukkan pemahaman simbol bahasa.
Ia juga lebih mudah mengenali huruf dan bunyi.
Selain itu, stimulasi kognitif mengenalkan konsep ruang dan bentuk.
Anak belajar mengenali warna dan objek di sekitarnya.
Pengalaman ini mendukung proses belajar di sekolah.
Cara Belajar Anak Perlu Dipahami Orang Tua
Setiap anak memiliki cara belajar yang berbeda.
Temperamen dan pengalaman memengaruhi gaya belajar anak.
Sebagian anak lebih nyaman belajar mandiri.
Sementara itu, anak lain lebih fokus saat belajar berkelompok.
Orang tua perlu memahami kecenderungan belajar anak.
Pemahaman ini membantu anak menikmati proses sekolah.
Kapan Anak Siap Masuk Sekolah: Peran Orang Tua Menentukan Kesiapan
Kesiapan sekolah bukan hanya tanggung jawab anak.
Orang tua memegang peran penting dalam mendampingi anak.
Mereka perlu memberi stimulasi sejak usia dini.
Anak siap sekolah karena menguasai lima aspek kesiapan.
Usia hanya menjadi salah satu pertimbangan.
Pengalaman sekolah yang positif lahir dari kesiapan yang tepat.
“Baca Juga: Penyebab Kesemutan Setelah Duduk Lama Menurut Medis“
