Kesehatan Insomnia pada Anak: Penyebab, Dampak, dan Solusinya

Insomnia pada Anak: Penyebab, Dampak, dan Solusinya

Insomnia pada Anak Penyebab, Dampak, dan Solusinya

Medicalnews – Insomnia pada Anak: Gangguan tidur tidak hanya dialami orang dewasa. Menurut UCLA Health, sekitar 25 persen anak, bahkan sejak usia enam bulan, dapat mengalami Behavioral Insomnia of Childhood (BIC).

BIC ditandai kesulitan memulai tidur atau mempertahankan tidur akibat kebiasaan tertentu yang melibatkan peran orang tua. Jika tidak ditangani, gangguan ini dapat berlanjut hingga dewasa dan memengaruhi kesehatan fisik, emosi, serta prestasi akademik anak.

“Baca Juga: Penyebab dan Risiko Cedera Pergelangan Kaki“


Apa Itu Insomnia pada Anak?

Insomnia adalah kesulitan tidur atau mempertahankan tidur. Pada anak, gangguan ini sering muncul karena lingkungan tidur kurang nyaman atau kebiasaan tidur yang tidak tepat. Perilaku orang tua dapat membentuk pola tidur anak melalui dua pola utama, yaitu sleep-onset association dan limit-setting.

Kedua pola ini termasuk dalam jenis BIC dan dapat muncul sejak bayi hingga usia sekolah.


Jenis-Jenis Behavioral Insomnia of Childhood

1. Sleep-Onset Association

Anak di bawah usia dua tahun biasanya mengalami kondisi ini. Mereka hanya tidur ketika orang tua memberikan kondisi khusus seperti menggendong, memeluk, atau menemani. Tanpa kondisi tersebut, mereka sulit tidur kembali saat terbangun di malam hari.

2. Limit-Setting

Muncul sekitar usia dua tahun ketika anak mulai bisa bicara dan keluar dari tempat tidur sendiri. Anak menunda tidur dengan alasan seperti ingin minum, mendengar cerita tambahan, atau pergi ke kamar mandi.

3. Mixed-Type

Merupakan kombinasi dari dua tipe sebelumnya. Anak membutuhkan kondisi khusus untuk tidur sekaligus sering menolak atau menunda waktu tidur.


Penyebab Utama BIC

Ekspektasi waktu tidur yang tidak sesuai usia dapat memicu BIC. Saat anak bertambah besar, ia membutuhkan jam tidur lebih sedikit. Jadwal yang tidak sesuai membuat anak sulit terlelap.

Kebiasaan menidurkan anak dengan pelukan atau gendongan juga memengaruhi karena anak akan menangis ketika terbangun tanpa orang tua. Selain itu, anak sering menunda tidur dengan alasan bermain atau ingin bersama orang tua.


Dampak Kurang Tidur pada Anak

Tidur sangat penting untuk kesehatan fisik dan perkembangan anak. Berdasarkan rekomendasi American Academy of Pediatrics, durasi tidur ideal adalah:

  • 4–12 bulan: 12–16 jam per hari.
  • 1–2 tahun: 11–14 jam.
  • 3–5 tahun: 10–13 jam.
  • 6–12 tahun: 9–12 jam.
  • 13–18 tahun: 8–10 jam.

Kurang tidur membuat anak mudah marah, sulit berkonsentrasi, hiperaktif, dan prestasi akademik menurun. Dalam jangka panjang, dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, gangguan mood, dan masalah jantung.


Cara Mengatasi BIC

Orang tua dapat mengatasi sebagian besar kasus BIC tanpa obat dengan menerapkan kebiasaan tidur sehat. Mereka menjaga jadwal tidur tetap konsisten, membiasakan anak tidur mandiri, dan menciptakan lingkungan tidur yang nyaman.

Metode yang umum digunakan antara lain:

  1. Unmodified Extinction – Anak tidur sendiri tanpa intervensi orang tua setelah rutinitas selesai.
  2. Graduated Extinction – Orang tua menunggu jeda tertentu sebelum merespons tangisan anak.
  3. Camping Out – Orang tua berada di kamar anak tetapi tidak memberikan respons berlebihan.
  4. Bedtime Fading – Memundurkan jam tidur hingga anak cepat tertidur, lalu menggeser kembali secara bertahap.
  5. Positive Reinforcement – Memberikan hadiah jika anak berhasil tidur sendiri sepanjang malam.

Kunci keberhasilan adalah konsistensi semua pengasuh dalam menerapkan aturan tidur. Jika masalah berlanjut, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter anak atau spesialis tidur.

“Baca Juga: Kenali Jenis Insomnia dan Dampaknya pada Kesehatan“

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Post