Medicalnews – Kasus penyakit asam lambung atau GERD di Indonesia terus meningkat setiap tahun.
Pola hidup penuh stres dan konsumsi makanan berkalori tinggi menjadi pemicu utama.
Ketua PB Perhimpunan Gastroenterologi Indonesia, Ari Fahrial Syam, menyebutkan obat terbaru bernama Fexuprazan sebagai pilihan terapi baru.
Obat ini termasuk dalam kelas Potassium-Competitive Acid Blocker (P-CAB) dan bekerja berbeda dari terapi lama.
“Baca Juga: Tips Diet Sehat: Turunkan Berat Badan Tanpa Ganggu Metabolisme“
Perbedaan P-CAB dengan Terapi PPI
Selama ini, dokter meresepkan Proton Pump Inhibitor (PPI) sebagai terapi utama GERD. Namun, P-CAB bekerja lebih cepat dan lebih fleksibel dibanding PPI. Ari menjelaskan bahwa P-CAB menekan produksi asam lambung sejak dosis pertama. Sebaliknya, PPI baru menunjukkan efek optimal setelah tiga hingga lima hari penggunaan rutin. Selain itu, P-CAB menjaga produksi asam tetap terkendali hingga 24 jam penuh.
Keunggulan P-CAB Dibanding Terapi Lama
P-CAB menawarkan beberapa keunggulan bagi pasien GERD.
Pertama, pasien bisa mengonsumsi obat ini kapan saja, baik sebelum maupun sesudah makan.
Pasien tidak perlu mengikuti jadwal ketat seperti pada terapi PPI.
Kedua, P-CAB efektif menekan asam lambung di malam hari.
Hal ini penting karena banyak pasien mengalami gejala kambuh saat malam.
Selain itu, P-CAB menjaga kestabilan pH lebih lama sehingga tidur pasien menjadi lebih nyaman.
Efek Samping yang Lebih Ringan
P-CAB juga memiliki risiko efek samping yang relatif ringan.
Beberapa efek yang mungkin muncul adalah mual, nyeri perut, atau sakit kepala.
Namun, efek tersebut tetap lebih ringan dibandingkan efek samping PPI. Terapi PPI bisa menimbulkan gangguan ginjal, fraktur, hingga infeksi usus. Karena itu, banyak ahli menilai P-CAB lebih aman untuk penggunaan jangka panjang.
Hasil Uji Klinis di Jakarta
Ari menjelaskan hasil uji klinis di tiga rumah sakit besar di Jakarta.
Obat P-CAB terbukti meredakan gejala GERD lebih cepat hingga lima hari dibanding PPI.
Selain itu, pasien melaporkan peningkatan kualitas hidup setelah terapi ini.
Keberhasilan tersebut memberi harapan baru bagi pasien yang kesulitan dengan terapi lama.
Perubahan Gaya Hidup Tetap Penting
Meski obat baru menjanjikan, Ari menekankan pentingnya perubahan gaya hidup.
Dokter menyarankan pasien untuk berhenti merokok, mengurangi alkohol, dan menghindari makanan berlemak.
Selain itu, pasien sebaiknya membatasi cokelat, keju, kopi, serta minuman bersoda.
Langkah ini membantu mengurangi kambuhnya GERD dan mencegah komplikasi jangka panjang.
Fexuprazan Masih Menunggu Izin di Indonesia
Chief Medical Officer Daewoong Indonesia, dr. Stella Melisa, juga menanggapi peluncuran obat ini.
Menurutnya, Fexuprazan merupakan bagian dari strategi global perusahaan menghadirkan inovasi medis.
Namun, obat ini belum tersedia secara luas di Indonesia.
Pihak perusahaan masih menunggu izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Stella yakin, setelah mendapat izin, Fexuprazan akan menjadi solusi penting bagi pasien GERD.
“Baca Juga: Vape Dinilai Lebih Efektif Bantu Perokok Berhenti“