Medicalnews – Waspada Lonjakan Kasus Campak: Wabah campak di Kabupaten Sumenep kini menyita perhatian masyarakat dan pemerintah pusat. Data per 21 Agustus 2025 mencatat 2.035 kasus campak yang sudah terkonfirmasi. Angka tersebut membuat pemerintah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk wilayah Sumenep.
“Baca Juga: Fakta di Balik Isu Minum Air Putih Berlebihan Merusak Ginjal“
Mengenal Penyakit Campak
Campak atau measles merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus morbillivirus. Virus ini sangat mudah menular melalui batuk, bersin, atau kontak langsung dengan penderita. Satu orang yang terinfeksi bisa menularkan penyakit ke banyak orang lain dalam waktu singkat. Oleh karena itu, campak menjadi ancaman serius, terutama bagi anak-anak yang belum mendapat imunisasi lengkap.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Gejala campak biasanya muncul setelah masa inkubasi selama tujuh hingga empat belas hari. Beberapa tanda yang sering terlihat antara lain:
- Demam tinggi yang muncul mendadak
- Batuk kering dan pilek berkepanjangan
- Mata memerah dan terasa perih
- Munculnya ruam merah di seluruh tubuh
- Adanya bintik putih kecil di dalam mulut yang dikenal sebagai bintik Koplik
Gejala awal sering menyerupai flu biasa. Karena itu, banyak orang tidak langsung menyadari bahwa mereka terkena campak. Penundaan dalam mengenali gejala dapat memperparah kondisi penderita.
Faktor Penyebab Kasus Meningkat
Menurut keterangan Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan, Aji Muhawarman, rendahnya cakupan imunisasi menjadi faktor utama meningkatnya kasus di Sumenep. Ia menegaskan bahwa sebagian besar anak yang meninggal akibat campak ternyata tidak pernah menerima imunisasi. Hal ini menunjukkan pentingnya vaksinasi sebagai langkah pencegahan utama.
Program ORI untuk Tekan Penyebaran
Sebagai respons cepat, pemerintah bersama Dinas Kesehatan Jawa Timur dan Kabupaten Sumenep meluncurkan program Outbreak Response Immunization (ORI). Program ini mulai berjalan pada 25 Agustus 2025 dan menyasar anak usia sembilan bulan hingga enam tahun. Pemerintah menegaskan bahwa semua anak di rentang usia tersebut harus ikut serta, tanpa memandang apakah sebelumnya sudah mendapatkan imunisasi atau belum.
Dukungan dari Masyarakat
Pengumuman pembagian buku Merawat Kebhinekaan, Menyemai Kerukunan oleh Gus Miftah langsung memantik antusiasme warga Sumenep. Banyak warganet berharap memperoleh buku tersebut agar mereka bisa menyebarkan pesan toleransi di sekolah maupun lingkungan sekitar.
Selain itu, seorang pengguna media sosial menuliskan harapan agar sekolah menyimpan buku itu di perpustakaan. Dengan begitu, para siswa dapat membaca langsung dan belajar tentang pentingnya hidup rukun.
Pentingnya Kerjasama Hadapi Wabah
Pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Gus Miftah menunjukkan bahwa komunikasi dan kerja sama sangat penting dalam menghadapi tantangan bangsa. Keduanya menegaskan komitmen untuk menjaga persatuan dan merawat kebhinekaan. Dengan dukungan masyarakat serta pelaksanaan imunisasi massal, pemerintah berharap penyebaran campak dapat ditekan.
Kesimpulan: Waspada Lonjakan Kasus Campak
Wabah campak di Sumenep menjadi peringatan bagi seluruh masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan dan meningkatkan kesadaran imunisasi. Melalui kolaborasi antara pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat, Indonesia dapat memperkuat fondasi kerukunan serta melindungi generasi muda dari ancaman penyakit menular.
“Baca Juga: Waspada Sarkoma: Kanker Langka yang Dapat Menyerang Remaja“