Medicalnews – Olahraga Aman di Cuaca Panas: Berolahraga di cuaca panas dan lembap dapat memberi manfaat khusus bagi tubuh. Kondisi ini membuat tubuh beradaptasi seperti ketika seseorang berlatih di dataran tinggi. Meski terasa tidak nyaman, latihan semacam ini meningkatkan daya tahan tubuh. Manfaat ini sangat terasa pada cabang olahraga lari, sepeda, atau triatlon.
Seorang pelari maraton berusia 63 tahun, Tish Hamilton, membuktikan hal itu. Ia tinggal di Savannah, Georgia, yang selalu panas dan lembap. Hamilton menyebut bahwa dirinya belum pernah benar-benar terbiasa, tetapi ia tetap merasakan manfaat besar ketika kelembapan udara menurun.
“Baca Juga: Waktu Terbaik Mengecek Gula Darah Panduan untuk Diabetes“
Bagaimana Tubuh Beradaptasi di Cuaca Panas
Pada minggu-minggu awal latihan di cuaca panas, tubuh mengalirkan lebih banyak darah ke permukaan kulit. Hal ini membuat tubuh lebih cepat memproduksi keringat. Namun, otot kehilangan pasokan darah sehingga seseorang cepat merasa lelah.
Setelah empat hingga lima minggu, tubuh menyesuaikan diri. Produksi darah meningkat, jumlah sel darah merah bertambah, dan kemampuan menggunakan oksigen juga meningkat. Proses ini serupa dengan adaptasi tubuh setelah tiga minggu berada di dataran tinggi.
Menurut laporan CNA Lifestyle, tubuh tetap membutuhkan waktu agar adaptasi berlangsung aman. Karena itu, orang tidak boleh memaksakan porsi latihan normal di fase awal. Penyesuaian bertahap menjadi kunci utama agar tubuh kuat menghadapi panas.
Kurangi Intensitas dan Beri Waktu Tubuh Menyesuaikan
Pelatih lari asal Houston, Steve Magness, menyarankan penurunan intensitas latihan. Tubuh biasanya butuh waktu dua minggu untuk mulai terbiasa dengan suhu tinggi. Ia menyarankan pelari untuk berlari lebih pelan tanpa memikirkan jarak atau kecepatan.
Orang sebaiknya memulai latihan dengan porsi ringan, misalnya aktivitas 30 menit di luar ruangan. Latihan rutin lebih bermanfaat daripada memaksa target besar. Selain itu, perbanyak waktu istirahat dan jangan memaksakan target kecepatan. Tubuh juga perlu cairan lebih banyak dari biasanya. Segera hentikan latihan jika muncul gejala pusing, sakit kepala, kebingungan, atau kedinginan.
Fokus pada Usaha, Bukan Kecepatan
Setelah tubuh beradaptasi, kecepatan latihan mungkin tetap menurun dibanding saat cuaca sejuk. Karena itu, fokus utama sebaiknya pada usaha yang dikeluarkan, bukan angka kecepatan.
Gunakan detak jantung, laju pernapasan, atau kemampuan berbicara sebagai patokan. Jika Anda kesulitan mengucapkan satu kalimat penuh, segera kurangi intensitas latihan. Hamilton juga menekankan pentingnya mengesampingkan ego. Ia kini menilai latihan bukan dari jarak yang ditempuh, melainkan dari lamanya ia bergerak aktif.
Tips Aman Berolahraga di Cuaca Panas
American Heart Association memberikan sejumlah panduan agar olahraga tetap aman saat cuaca panas:
- Pilih waktu yang tepat. Hindari latihan di luar ruangan antara pukul 12 siang hingga 3 sore.
- Jaga asupan cairan. Minum sebelum, selama, dan setelah latihan, bahkan ketika belum merasa haus.
- Gunakan pakaian yang sesuai. Pilih bahan ringan, longgar, dan berwarna terang. Tambahkan kacamata hitam, topi, dan tabir surya.
- Pahami sinyal tubuh. Sering beristirahat di tempat teduh dan beri waktu tubuh beradaptasi 4 hingga 14 hari.
- Konsultasikan dengan dokter. Jika Anda memiliki penyakit kronis, tanyakan kondisi Anda sebelum latihan di luar ruangan.
- Berlatih bersama teman. Berolahraga dengan teman membuat aktivitas lebih aman sekaligus menyenangkan.
Kesimpulan
Berolahraga di cuaca panas dan lembap memang berat, tetapi tubuh bisa beradaptasi. Proses ini meningkatkan daya tahan, layaknya berlatih di dataran tinggi. Dengan penyesuaian bertahap, perhatian pada sinyal tubuh, serta disiplin menjaga asupan cairan, latihan di cuaca panas dapat memberi manfaat besar bagi kesehatan dan performa tubuh.
“Baca Juga: Perbedaan Jahe Merah dan Jahe Putih serta Manfaatnya bagi Tubuh“