Kesehatan Bahaya Masker Darah Menstruasi bagi Kesehatan Kulit

Bahaya Masker Darah Menstruasi bagi Kesehatan Kulit

Bahaya Masker Darah Menstruasi bagi Kesehatan Kulit

Medicalnews – Tren penggunaan darah menstruasi untuk perawatan kulit viral di media sosial. Banyak perempuan mengoleskan darah menstruasi sebagai masker wajah. Mereka percaya darah tersebut dapat membuat kulit lebih glowing. Namun, banyak ahli menilai tren ini berbahaya dan tidak memiliki manfaat nyata.

“Baca Juga: Lima Makanan Sehat untuk Turunkan Risiko Penyakit Berat“


1. Mengenal Kandungan Darah Menstruasi

Darah menstruasi keluar dari lapisan rahim yang bernama endometrium. Lapisan ini luruh setiap bulan dan memulai siklus baru. Darah tersebut juga membawa jaringan rahim, darah, serta cairan dari vagina.

Banyak orang membandingkan tren ini dengan perawatan vampir yang menjadi populer setelah dipakai Kim Kardashian. Pada perawatan tersebut, dokter mengambil darah segar, lalu memisahkan plasma untuk merangsang pembentukan kolagen. Namun, darah menstruasi tidak bekerja dengan cara yang sama.


2. Penelitian yang Mengkaji Darah Menstruasi

Sebuah penelitian FASEB mencatat efek perbaikan pada luka yang menggunakan plasma menstruasi. Penelitian itu mencatat perbaikan lebih cepat dibanding plasma biasa. Selain itu, studi lain menemukan sel tertentu dari darah menstruasi dapat membantu perbaikan kulit.

Namun, kedua penelitian tersebut memakai proses laboratorium yang sangat terkontrol. Para peneliti tidak menyarankan penggunaan darah menstruasi langsung ke kulit. Kondisinya berbeda karena darah menstruasi membawa banyak komponen yang tidak stabil.


3. Pandangan Ahli tentang Efek pada Kulit

Banyak dokter kulit menolak penggunaan darah menstruasi sebagai masker. Para ahli melihat darah menstruasi mengandung sel yang dapat memicu peradangan. Sel tersebut menghasilkan sinyal yang mendorong tubuh membuang jaringan lama.

Ahli perawatan wajah seperti Mariam Abbas menjelaskan bahwa darah menstruasi membawa jaringan yang sudah rusak. Jaringan tersebut mengirim sinyal untuk menghancurkan sisa jaringan. Ia menilai sinyal tersebut tidak cocok untuk kesehatan kulit.


4. Risiko Infeksi dan Iritasi Kulit

Darah menstruasi melewati saluran vagina sehingga membawa bakteri dan jamur. Kondisi ini meningkatkan risiko infeksi ketika darah menyentuh pori kulit. Jika kulit memiliki jerawat atau luka kecil, risikonya meningkat lebih tinggi.

Selain itu, darah menstruasi dapat membawa bakteri seperti staphylococcus aureus. Bakteri tersebut dapat memicu iritasi atau infeksi serius pada kulit. Risiko meningkat jika seseorang memiliki infeksi menular seksual.

Selama menstruasi, pH vagina berubah menjadi lebih basa. Kondisi ini membuat bakteri lebih mudah bertahan hidup. Darah yang keluar pada kondisi ini membawa lebih banyak mikroorganisme. Ketika darah menyentuh kulit, bakteri tersebut dapat memicu jerawat atau infeksi.


5. Perbedaan dengan Perawatan Plasma PRP

Perawatan PRP memakai darah segar yang ditangani secara steril. Dokter mengolah plasma tersebut agar dapat masuk ke lapisan kulit yang lebih dalam. Banyak klinik memakai prosedur ini untuk meremajakan kulit.

Namun, darah menstruasi tidak memiliki kemampuan ini. Molekul yang terkandung di dalamnya terlalu besar untuk menembus kulit. Kondisinya juga tidak steril karena bercampur mikroorganisme dari vagina.


Kesimpulan: Bahaya Masker Darah Menstruasi

Tren masker darah menstruasi tidak memberi manfaat bagi kulit. Banyak ahli justru melihat tren ini berbahaya. Risiko infeksi dan iritasi sangat tinggi. Anda dapat memilih perawatan kulit yang lebih aman dan sudah teruji klinis.

“Baca Juga: Tips Ampuh Cegah Rambut Rontok Secara Alami“

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Post