Kesehatan Bahaya Roti Palsu: Gluten Bisa Picu Kanker Semakin Parah

Bahaya Roti Palsu: Gluten Bisa Picu Kanker Semakin Parah

Bahaya Roti Palsu Gluten Bisa Picu Kanker Semakin Parah

Medicalnews – Belakangan ini, warganet dihebohkan oleh kasus penipuan toko bakery yang mengklaim produknya gluten free, dairy free, sugar free, dan vegan. Banyak pembeli percaya bahwa produk tersebut aman untuk penderita alergi makanan, penyakit Celiac, atau mereka yang menghindari gluten.

Namun, fakta mengejutkan terungkap. Toko bakery tersebut ternyata hanya mengemas ulang roti dari toko konvensional tanpa memproduksi sendiri. Klaim “bebas gluten” dan “vegan” yang mereka cantumkan ternyata tidak benar.

Tindakan ini sangat berbahaya karena banyak orang membeli produk itu demi alasan kesehatan. Penderita Celiac, misalnya, bisa mengalami reaksi serius saat mengonsumsi gluten. Bahkan, beberapa orang dengan kondisi medis tertentu seperti kanker juga terdampak.

“Baca Juga: Fakta Medis di Balik Isu Bra Berkawat dan Kanker Payudara“


Korban Ungkap Dampak Parah di Podcast Denny Sumargo

Salah satu korban bernama Felicia Elizabeth menjadi sosok yang memviralkan kasus ini. Ia membagikan kisahnya dalam podcast Denny Sumargo yang tayang pada Oktober 2025.

Felicia mengaku bahwa anaknya menjadi korban setelah mengonsumsi produk dari toko bakery tersebut. Ia juga menerima banyak pesan dari korban lain, termasuk pengidap kanker yang kondisinya memburuk.

“Ada yang kanker juga, kankernya membesar. Dia sudah enam tahun menjaga pola makan, tapi karena produk ini kankernya membesar,” ujar Felicia dengan nada kecewa.

Pernyataannya menyoroti bahaya besar dari klaim palsu produk makanan, terutama bagi konsumen dengan penyakit serius. Ia menegaskan bahwa tindakan ini bukan sekadar kesalahan bisnis, tetapi kejahatan yang membahayakan nyawa orang lain.


Mengapa Gluten Bisa Membahayakan Kesehatan Penderita Celiac

Menurut jurnal International Journal of Functional Nutrition yang diterbitkan oleh Spandidos Publications, penyakit Celiac merupakan kondisi autoimun yang menyebabkan tubuh bereaksi terhadap gluten. Gluten adalah protein alami yang terdapat pada gandum, barley, dan rye.

Ketika penderita Celiac mengonsumsi gluten, sistem imun mereka bereaksi dan menyebabkan peradangan di usus. Reaksi ini bisa menimbulkan kerusakan pada dinding usus, gangguan penyerapan nutrisi, dan ketidakseimbangan bakteri usus.

Peradangan yang berlangsung lama dapat memicu berbagai komplikasi serius. Salah satunya adalah peningkatan risiko kanker, terutama di area pencernaan.


Hubungan Antara Gluten dan Risiko Kanker

Inflamasi kronis pada penderita Celiac dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan usus. Kerusakan ini memicu perubahan fungsi sel, menurunkan daya tahan tubuh, dan memunculkan proliferasi sel yang tidak normal.

Selain itu, penderita Celiac sering mengalami penurunan jumlah bakteri baik di usus. Kondisi ini memperburuk keseimbangan mikrobiota, yang seharusnya membantu mencegah pertumbuhan sel kanker.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penderita Celiac yang tidak menjalani diet bebas gluten dengan ketat memiliki risiko lebih tinggi terkena limfoma usus, kanker usus kecil, dan kanker esofagus.

Karena itu, konsumsi produk yang salah label seperti kasus bakery viral ini sangat berisiko bagi penderita penyakit tersebut.


Kesimpulan: Edukasi Konsumen Sangat Diperlukan

Kasus toko bakery palsu ini menjadi peringatan bagi konsumen untuk lebih berhati-hati dalam membeli produk dengan klaim kesehatan. Tidak semua label “gluten free” atau “vegan” benar-benar mencerminkan isi produk.

Bagi penderita Celiac atau pengidap kanker, kesalahan kecil seperti ini dapat berdampak besar pada kesehatan mereka. Pemerintah dan lembaga terkait perlu memperketat pengawasan terhadap produk makanan dengan klaim khusus.

Dengan demikian, konsumen dapat merasa aman dan terlindungi dari praktik curang yang membahayakan.

“Baca Juga: Stres Bisa Turunkan Imun Remaja, Ini 6 Cara Menjaganya“

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Post