Medicalnews – Fakta Sakit Punggung Pascamelahirkan: Banyak mitos tentang kondisi ibu setelah melahirkan masih menyebar di masyarakat. Mitos tersebut mencakup persoalan ASI, perubahan tubuh, hingga keluhan nyeri punggung. Kondisi ini membuat banyak ibu baru merasa bingung saat menentukan langkah pemulihan yang tepat.
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Leonita T.A. Sutrisna, memberikan penjelasan untuk meluruskan salah satu mitos terbesar. Ia membahas anggapan bahwa nyeri punggung setelah operasi caesar terjadi akibat jarum bius. Banyak ibu percaya hal tersebut, padahal informasinya tidak tepat.
“Baca Juga: Obat Generik Dydrogesterone Resmi Hadir untuk Terapi Infertilitas“
Jarum Bius Bukan Penyebab Nyeri Berkepanjangan
Dokter Tegaskan Ukuran Jarum Tidak Menyebabkan Rasa Sakit
Dalam sesi edukasi postpartum Momcozy di Expo IMBEX 2025, dr. Leonita menegaskan hal penting. Ia menjelaskan bahwa jarum bius operasi caesar berukuran kecil seperti jarum infus. Karena itu, jarum tersebut tidak dapat menyebabkan nyeri berkepanjangan.
Ia menambahkan bahwa nyeri punggung sebenarnya sudah muncul sejak masa kehamilan. Beban bayi membuat postur tubuh berubah, sehingga tulang belakang membentuk lengkungan berlebih. Kondisi ini menekan otot dan memicu rasa sakit.
Perubahan Tubuh Ibu Berlanjut Setelah Melahirkan
Lemak di Perut Tetap Menjadi Beban Tambahan
Menurut dr. Leonita, tubuh ibu tidak langsung kembali seperti sebelum hamil. Beban bayi memang hilang, tetapi sisa lemak masih bertahan di perut. Kondisi ini tetap memberi tekanan pada otot punggung.
Ia mengatakan bahwa perut masih terasa berat jika tidak mendapat penopang. Kondisi itu dapat memicu nyeri saat ibu bergerak. Karena itu, ia menyarankan penggunaan korset postpartum untuk membantu menopang otot perut.
Korset Membantu Memperbaiki Postur Tubuh
Korset membantu menjaga postur tubuh tetap stabil selama masa pemulihan. Otot punggung mendapat dukungan tambahan sehingga beban tidak jatuh sepenuhnya pada tulang belakang. Selain itu, korset membantu ibu bergerak lebih nyaman saat melakukan aktivitas harian.
Tiga Faktor Penting dalam Pemulihan Pascamelahirkan
1. Nutrisi yang Cukup
dr. Leonita menekankan bahwa nutrisi memegang peranan besar dalam pemulihan. Ia mendorong ibu untuk tidak takut mengonsumsi makanan bergizi. Banyak mitos pantangan makan yang tidak memiliki dasar jelas.
Protein menjadi nutrisi penting untuk mempercepat pemulihan jaringan. Ia menjelaskan bahwa tubuh memerlukan protein untuk memperbaiki luka. Jika asupan protein kurang, proses pemulihan akan berjalan lebih lambat.
2. Kesehatan Mental Ibu
Selain nutrisi, kondisi mental ibu juga perlu perhatian. Perubahan hormon setelah melahirkan memengaruhi emosi ibu. Selain itu, proses adaptasi menjadi orang tua baru juga memberi tekanan.
Dukungan dari pasangan, keluarga, dan lingkungan sangat membantu menjaga stabilitas emosional. Ibu yang merasa didukung cenderung lebih tenang dan mampu menjalani masa postpartum dengan baik.
3. Peralatan Pendukung yang Tepat
Peralatan sederhana juga memberi dampak besar pada kenyamanan ibu. Korset postpartum membantu menopang tubuh. Pompa ASI mempermudah proses menyusui. Bra menyusui membantu ibu bergerak lebih nyaman selama menyusui.
Peralatan tersebut membantu ibu mengurangi stres fisik. Dengan begitu, ibu dapat fokus merawat bayi dengan lebih baik.
Kenyamanan Ibu Berpengaruh Langsung pada Bayi
Ibu yang Sehat Memberi Dampak Positif pada Bayi
dr. Leonita menjelaskan bahwa kenyamanan ibu memengaruhi kondisi bayi. Ibu yang merasa nyaman secara fisik dan mental akan lebih mudah mengurus bayi. Kondisi ini menciptakan hubungan yang lebih positif antara ibu dan anak.
Pemulihan postpartum memerlukan perhatian dari banyak aspek. Nutrisi, kesehatan mental, dan dukungan peralatan harus berjalan seimbang. Ketiga aspek tersebut membantu proses pemulihan berjalan lebih cepat dan efektif.
“Baca Juga: Risiko Kesehatan dari Air Banjir: Infeksi hingga Iritasi“
