Medicalnews – Intermittent Fasting: Banyak orang ingin menurunkan berat badan dengan cepat, tetapi sering bingung memilih metode diet yang tepat. Salah satu pola makan yang kini semakin populer adalah intermittent fasting atau puasa berselang. Pola ini dipercaya tidak hanya membantu menurunkan berat badan, tetapi juga membawa banyak manfaat kesehatan lain yang mendukung gaya hidup lebih baik.
“Baca Juga: Bakar 150 Kalori: Nonton Film Horor Bisa dalam 90 Menit“
Bukti Ilmiah dari Penelitian Terkini
Penelitian dari Harvard T.H. Chan School of Public Health (2025) mengulas lebih dari 6.500 peserta. Hasilnya menunjukkan bahwa intermittent fasting sama efektifnya dengan diet rendah kalori dalam menurunkan berat badan.
Menariknya, metode alternate-day fasting atau puasa selang-seling justru memberikan hasil lebih besar. Peserta bisa menurunkan berat badan 1–3 kilogram lebih banyak dibanding pola diet biasa. Selain itu, studi tersebut juga menemukan bahwa kadar kolesterol dan lingkar pinggang ikut menurun.
Alasan Banyak Orang Memilih Intermittent Fasting
Intermittent fasting menjadi tren bukan hanya karena hasilnya cepat. Metode ini juga dianggap lebih fleksibel. Peserta tidak perlu membatasi jenis makanan secara ketat. Mereka hanya perlu mengatur waktu kapan boleh makan dan kapan harus berpuasa.
Karena fleksibilitasnya, banyak orang merasa lebih mudah menjalani metode ini dalam jangka panjang. Tidak ada aturan ketat soal menu, yang penting adalah mengatur jam makan dengan disiplin.
Tiga Pola Intermittent Fasting yang Paling Populer
Menurut Harvard Health Publishing dan Johns Hopkins Medicine, ada tiga pola intermittent fasting yang paling banyak dipilih:
1. Pola 16:8
Peserta berpuasa selama 16 jam, lalu makan dalam 8 jam. Contohnya, hanya makan dari jam 12 siang hingga 8 malam. Pemula bisa mengikuti pola ini dengan mudah.
2. Pola 5:2
Peserta makan normal selama lima hari dalam seminggu. Dua hari lainnya, mereka hanya mengonsumsi 500–600 kalori per hari. Pola ini memberi fleksibilitas karena tidak perlu puasa penuh setiap hari.
3. Alternate-Day Fasting
Peserta melakukan puasa penuh setiap dua hari sekali, lalu makan normal di hari berikutnya. Menurut National Institute on Aging (NIH, AS), metode ini efektif menurunkan berat badan. Namun, pola ini menuntut usaha lebih besar dibanding pola lainnya.
Tips Agar Intermittent Fasting Lebih Efektif
Meski terlihat sederhana, pola ini tetap membutuhkan strategi. Berikut beberapa tips agar hasilnya lebih maksimal:
- Saat memasuki jam makan, pilih menu sehat seperti protein, sayuran, buah, dan lemak baik.
- Hindari kebiasaan balas dendam makan berlebihan setelah puasa. Hal ini bisa menghambat penurunan berat badan.
- Lakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki atau yoga untuk membantu pembakaran kalori.
- Jangan lupa minum cukup air putih agar tubuh tetap terhidrasi selama puasa.
Apakah Intermittent Fasting Aman untuk Semua Orang?
Intermittent fasting relatif aman untuk orang yang sehat. Namun, metode ini tidak disarankan bagi ibu hamil, penderita diabetes dengan terapi insulin, atau mereka yang memiliki riwayat gangguan makan.
Sebelum memulai, sebaiknya kamu berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi. Dengan begitu, pola puasa bisa disesuaikan dengan kebutuhan tubuh masing-masing.
Kesimpulan
Intermittent fasting hadir sebagai solusi diet yang efektif, fleksibel, dan lebih mudah dipertahankan. Selain membantu menurunkan berat badan, metode ini juga bisa meningkatkan kesehatan secara menyeluruh.
Dengan disiplin mengatur jam makan, menjaga pola hidup sehat, dan berkonsultasi dengan tenaga medis, kamu bisa menjalani diet ini dengan aman. Jadi, jika ingin menurunkan berat badan tanpa harus menjalani diet ketat, intermittent fasting bisa menjadi pilihan yang tepat.
“Baca Juga: Kurang Tidur dan Stres Tingkatkan Risiko Obesitas“