Medicalnews – Gejala, Penyebab, dan Cara Atasi, Banyak orang di Indonesia menggemari aktivitas mendaki gunung sebagai salah satu kegiatan populer. Selain menyenangkan, mendaki juga bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Namun, perubahan kondisi lingkungan di ketinggian dapat memicu masalah kesehatan, salah satunya adalah Acute Mountain Sickness (AMS).
BACA JUGA :WhatsApp Luncurkan Fitur Baru untuk Dukung U MKM di Ramadan 2025
Apa Itu Acute Mountain Sickness (AMS)?
Ketika seseorang mendaki ke ketinggian tinggi dengan terlalu cepat, tubuh mungkin mengalami kesulitan dalam beradaptasi terhadap kadar oksigen yang rendah. Dengan demikian, banyak orang menyebut kondisi ini sebagai Acute Mountain Sickness (AMS), yang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat dan menimbulkan berbagai gejala yang tidak nyaman.
AMS biasanya muncul pada ketinggian lebih dari 1.500 meter di atas permukaan laut. Pada ketinggian ini, tekanan udara menurun dan kadar oksigen berkurang. Tubuh memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut.
Penyebab Acute Mountain Sickness
AMS biasanya terjadi ketika seseorang naik ke ketinggian lebih dari 3.000 meter. Karena itu, tekanan udara yang rendah menyebabkan kadar oksigen dalam darah menurun. Selanjutnya, apabila tubuh tidak meluangkan waktu yang cukup untuk beradaptasi, gejala AMS bisa mulai muncul.
Selain itu, kecepatan pendakian dan tingkat ketinggian juga sangat mempengaruhi kemunculan gejala tersebut.
Gejala Acute Mountain Sickness
Gejala AMS dapat muncul baik secara bertahap maupun tiba-tiba. Selanjutnya, tingkat keparahannya dapat bervariasi, mulai dari ringan hingga berat, tergantung pada kecepatan pendakian dan ketinggian yang dicap mulai dari ringan hingga berat, tergantung pada kecepatan pendakian dan ketinggian yang dicapai. Selanjutnya, beberapa gejala umum yang sering dialami meliputi:
- Sulit tidur
- Kelelahan
- Mual dan muntah
- Sakit kepala
- Jantung berdebar
- Sesak napas
Cara Mengatasi Acute Mountain Sickness
Salah satu cara paling efektif untuk mengatasi AMS adalah dengan turun ke ketinggian yang lebih rendah. Sebagai langkah awal, penurunan sekitar 300-600 meter dapat membantu meredakan gejala. Selanjutnya, gejala biasanya akan hilang dalam waktu tiga hari.
Apabila gejala semakin parah atau muncul komplikasi seperti HACE (pembengkakan otak) atau HAPE (pembengkakan paru-paru), maka penderita harus segera turun ke ketinggian di bawah 1.200 meter untuk mendapatkan perawatan medis. Selanjutnya, beberapa obat yang sering direkomendasikan oleh dokter antara lain:
- Acetolazamide: membantu meredakan sesak napas.
- Dexamethasone: mengurangi pembengkakan di otak.
- Nifedipine: meredakan nyeri dada dan sesak napas.
- Penghambat fosfodiesterase: meningkatkan aliran darah ke paru-paru.
Kesimpulan
BACA JUGA :Menu Sahur Anti Lapar: Rekomendasi Pakar Gizi Terbaik
Pendaki gunung dapat mengalami kondisi serius yang dikenal sebagai AMS. Sebagai langkah pencegahan, mendaki secara bertahap merupakan cara terbaik agar tubuh memiliki waktu untuk beradaptasi. Selanjutnya, penting untuk mengenali gejala awal yang muncul. Apabila gejala mulai dirasakan, segera lakukan penanganan yang tepat untuk mencegah komplikasi berbahaya.
3 thoughts on “Acute Mountain Sickness: Gejala, Penyebab, dan Cara Atasi”