Medicalnews – Direktur Penyakit Menular Kemenkes RI, dr Ina Agustina Isturini, mengungkapkan jumlah temuan kasus malaria di Indonesia masih jauh dari perkiraan WHO. Pada 2024, Indonesia hanya mencatat 543.965 kasus malaria. Angka ini baru mencapai 54 persen dari total perkiraan WHO sebesar 1,1 juta kasus.
“BACA JUGA : 5 Makanan Populer yang Ternyata Diambil dari Nama Tokoh Nyata”
Temuan Kasus Masih di Bawah Perkiraan WHO
“WHO memperkirakan ada 1,1 juta kasus, namun kita baru menemukan sekitar setengahnya,” jelas dr Ina dalam konferensi pers daring, Jumat (25/4/2025).
Kemenkes mencatat peningkatan temuan kasus dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 404.272 kasus. Kemenkes menilai jumlah tersebut masih kurang optimal karena keterbatasan tes.
Sepanjang 2024, Kemenkes telah melakukan 4 juta tes malaria di seluruh Indonesia. Namun, dr Ina menilai jumlah itu belum cukup untuk mendeteksi seluruh kasus yang ada.
Oleh sebab itu, Kemenkes menargetkan 8 juta tes malaria pada 2025. Kemenkes mengambil langkah ini untuk meningkatkan deteksi dini dan memaksimalkan penanganan malaria.
Dr Ina menegaskan bahwa Kemenkes akan menemukan lebih banyak kasus agar segera menangani pasien.
Kemenkes memperkirakan jumlah kasus malaria pada 2025 bisa mencapai 947 ribu kasus. Dengan peningkatan jumlah tes, pemerintah berharap dapat mengidentifikasi kasus tersembunyi yang belum terdeteksi sebelumnya.
Upaya ini menjadi bagian dari strategi pengendalian malaria nasional. Kemenkes juga mendorong peningkatan kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan jika mengalami gejala.
Malaria masih menjadi ancaman kesehatan di berbagai wilayah Indonesia, terutama di daerah endemis. Deteksi dini melalui tes massal menjadi kunci untuk menekan angka penularan dan mencegah komplikasi.
“BACA JUGA : Cacing Kremi Ditemukan di Usus Buntu Remaja 15 Tahun”
Kemenkes berkomitmen memperluas jangkauan tes dan memperkuat sistem pelaporan kasus agar penanganan malaria lebih efektif di tahun-tahun mendatang.