Medicalnews – Ketua Umum Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Usman Sumantri, mengungkapkan bahwa distribusi dokter gigi di Indonesia masih belum merata.

“BACA JUGA : Fakta Makanan Coachella dengan Harga Jutaan”

Puskesmas Tanpa Dokter Gigi

Usman menyebutkan jumlah dokter gigi di Indonesia sebenarnya sudah cukup. Namun, mereka cenderung terkonsentrasi di kota-kota besar seperti Jakarta.

“Indonesia memiliki sekitar 52.700 dokter gigi. Masalah utamanya bukan jumlah, tapi sebaran yang tidak merata,” ujar Usman.

Ia menjelaskan bahwa banyak dokter gigi enggan ditempatkan di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar). Salah satu alasannya karena fasilitas di kota besar jauh lebih menjanjikan.

Berdasarkan data terkini, hanya 7.475 puskesmas atau 73,2 persen yang memiliki dokter gigi. Sementara itu, 2.737 puskesmas atau 26,8 persen masih belum memilikinya.

Usman juga menjelaskan bahwa sebagian besar dokter gigi adalah perempuan, sekitar 70 persen. Keputusan mereka untuk bekerja sering dipengaruhi oleh lokasi kerja pasangan.

“Jika suaminya bekerja di kota besar, otomatis sang istri tidak mungkin tinggal di daerah terpencil,” kata Usman.

Ia menyebutkan setidaknya ada 18 faktor yang memengaruhi keputusan dokter gigi untuk bersedia bekerja di daerah pelosok.

Beberapa faktor utama meliputi ketersediaan fasilitas kerja, jenjang karier yang jelas, dan insentif atau honor yang memadai.

Usman juga mempertanyakan apakah pemerintah daerah sudah membuka formasi yang cukup untuk menampung tenaga dokter gigi.

“Menarik tidak bagi dokter gigi bekerja di puskesmas jika fasilitasnya minim? Ini perlu ditinjau ulang,” tambahnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah mengusulkan penambahan kuota mahasiswa kedokteran gigi. Ia juga berencana mengirim tenaga medis ke wilayah yang kekurangan tenaga kesehatan.

Usman mendukung langkah tersebut, namun ia menekankan bahwa perbaikan sistem distribusi dan fasilitas tetap menjadi prioritas utama.

“BACA JUGA : Cacing Bersarang di Ginjal, Ini Kebiasaan Sepele Penyebabnya”

Tanpa penataan sistem yang baik, peningkatan jumlah dokter gigi tidak akan menyelesaikan persoalan pemerataan layanan kesehatan gigi.