Medicalnews – Netizen ramai membahas metode kontrasepsi vasektomi di media sosial belakangan ini. Mereka menyoroti topik ini karena masyarakat biasanya membebankan metode KB kepada perempuan. Namun kini, mereka mulai melibatkan pria dalam diskusi soal peran mengendalikan kelahiran.

“BACA JUGA : Cara Gunakan Mention @Grok di X untuk Tanya Apa Saja”

Penjelasan dan Pertimbangan Medisnya

Perdebatan muncul di platform X (dulu Twitter). Sejumlah pengguna mengkritik pria yang menolak vasektomi karena alasan maskulinitas. Di sisi lain, ada yang menilai vasektomi sebagai keputusan besar yang perlu dipikirkan matang, terutama bagi pria yang belum memiliki anak.

Pakar seks dr. Boyke Dian Nugraha menjelaskan bahwa vasektomi merupakan metode KB permanen untuk pria. Prosedur ini bertujuan memutus suplai sperma dengan memotong dan menutup saluran yang membawanya.

Menurut dr. Boyke, vasektomi merupakan prosedur yang sederhana dan dapat dilakukan oleh dokter umum. Dokter hanya perlu mencari saluran sperma dari testis, lalu menutup alirannya. Dengan begitu, sperma tidak bisa lagi keluar saat ejakulasi dan kehamilan pun tidak terjadi.

Ia juga menegaskan bahwa vasektomi efektif mencegah kehamilan. Meskipun saluran sperma bisa disambung kembali, tingkat keberhasilannya hanya sekitar 15-25 persen. Karena itu, pria perlu mempertimbangkan prosedur ini secara matang.

Dr. Boyke menjelaskan bahwa pria di negara Barat secara aktif memilih melakukan vasektomi. Mereka mengambil inisiatif setelah istri mereka melahirkan, menyusui, atau menjalani operasi caesar. Para suami di sana menunjukkan tanggung jawab dengan berpartisipasi dalam pengendalian kelahiran. Mereka menganggap vasektomi sebagai langkah nyata untuk berbagi peran dalam rumah tangga.

“BACA JUGA : 8 Obat Sakit Gigi Alami untuk Ibu Hamil yang Aman”

Secara keseluruhan, vasektomi menjadi pilihan kontrasepsi permanen yang aman dan efektif. Meski menimbulkan perdebatan, penting untuk memahami informasi medisnya secara objektif. Keputusan untuk melakukan vasektomi sebaiknya didiskusikan bersama pasangan dan tenaga medis yang kompeten.