Medicalnews – Tips Melatih Otak: Semua orang pasti ingin hidup bahagia. Namun kebahagiaan sering datang sebentar lalu menghilang. Banyak orang merasa bahagia saat mendapat pekerjaan baru, membeli mobil, atau barang mewah. Tetapi setelah beberapa waktu, rasa bahagia itu memudar dan berubah menjadi biasa saja. Bahkan sebagian orang merasa bersalah atau membutuhkan hal baru untuk kembali bahagia.
“Baca Juga: Sejarah Nikotin dan Dampaknya bagi Kesehatan Tubuh“
Kebahagiaan Bukan Hanya Soal Keadaan Luar
Laurie Santos, Profesor Psikologi di Yale University, Amerika Serikat, menegaskan bahwa kebahagiaan bukan sekadar hasil dari lingkungan. Menurutnya, banyak orang salah paham. Mereka mengira perubahan kondisi hidup akan otomatis membuat mereka bahagia. Padahal, manusia cenderung cepat terbiasa dengan hal baik. Fenomena ini disebut “adaptasi hedonis”.
Contohnya, seseorang merasa senang setelah mendapat kenaikan gaji. Namun setelah beberapa bulan, rasa senang itu hilang. Orang tersebut mulai mencari hal lain untuk kembali merasa bahagia. Karena itu, kebahagiaan tidak cukup hanya bergantung pada faktor luar.
Akademi Kebahagiaan di New York
Santos bekerja sama dengan Profesor Tal Ben-Shahar, pakar psikologi positif dari Harvard. Keduanya mendirikan Happiness Studies Academy di New York. Lembaga ini menawarkan program sertifikat, master, hingga PhD. Peserta belajar memahami kebahagiaan dengan dasar ilmu pengetahuan yang jelas.
Santos memulai minatnya pada kebahagiaan sejak menjadi kepala Silliman College di Yale pada 2016. Saat itu, ia mendapati banyak mahasiswa merasa depresi. Bahkan beberapa mengaku ingin mengakhiri hidup. Pengalaman itu mendorong Santos mencari cara untuk membantu mereka.
Kursus Populer Tentang Kebahagiaan
Pada 2018, Santos meluncurkan mata kuliah gratis di Yale berjudul Psychology and the Good Life. Kelas ini langsung menjadi yang paling populer dalam 300 tahun sejarah universitas.
Selanjutnya, Santos menghadirkan podcast Happiness Lab yang membahas kebahagiaan secara ringan. Ia juga merilis kursus The Science of Well-Being di Coursera. Kursus daring ini menyediakan tantangan mingguan untuk melatih otak agar berpikir positif. Tantangan meliputi kebiasaan bersyukur, berbuat baik, meditasi, serta memperkuat hubungan sosial.
Kunci Ilmiah untuk Meraih Kebahagiaan
Penelitian menunjukkan bahwa kurikulum Santos dapat membantu melawan bias negatif dalam pikiran. Bias ini sering membuat orang hanya fokus pada hal buruk. Dengan latihan psikologis, seseorang bisa lebih terbiasa melihat sisi positif kehidupan.
Ilmu juga membuktikan bahwa kebahagiaan bukan sepenuhnya bawaan genetik. Faktor keturunan hanya memengaruhi sekitar 30 persen. Sisanya bergantung pada pola pikir dan kebiasaan sehari-hari. Artinya, setiap orang memiliki peluang besar untuk membentuk kebahagiaannya sendiri.
Menemukan Bahagia dalam Hal Sederhana
Santos menekankan pentingnya menemukan kebahagiaan kecil setiap hari. Misalnya mendengar tawa anak kecil, menikmati kopi hangat, atau berbagi kebaikan. Momen sederhana ini bisa melatih otak untuk lebih menghargai hidup.
Menurut Santos, hambatan terbesar muncul ketika orang percaya bahwa kebahagiaan hanya datang dari perubahan besar. Padahal, kebahagiaan justru lahir dari cara kita memandang hidup sehari-hari.
Kesimpulan
Kebahagiaan bukan sekadar hadiah dari keadaan luar. Kebahagiaan lebih banyak bergantung pada pola pikir dan kebiasaan positif. Dengan melatih rasa syukur, memperkuat hubungan sosial, dan menikmati momen sederhana, kita bisa merasakan hidup lebih bahagia.
“Baca Juga: Kunyit Ampuh Atasi Asam Lambung dan Jaga Kesehatan“
r4plg4